Blue Fire Pointer AIRPLANE IN THE SKY: Januari 2018

Selasa, 23 Januari 2018

Tips Konsisten Membaca Alquran Setiap Hari

Assalamu'alaikum Wr Wb. Hai, sobat yang saling mengingatkan dalam kebaikan! Saya teringat saat menjadi mahasiswa baru dahulu, kami diberikan kuisioner dari lembaga kajian Islam di kampus yang salah satunya berisi pertanyaan rutinitas membaca Alquran. Apakah setiap hari, sekali tiga hari, atau bahkan jarang. Tentunya saya tidak akan memberi tahu jawaban saya pada saat itu dalam tulisan ini. Bagaimana dengan kamu? Mari ingat-ingat lagi kapan terakhir membaca Alquran dan seberapa banyak bacaannya. Yuk, dijawab dalam hati masing-masing.

Bagi siapapun yang selama ini jarang membaca Alquran, ada beberapa tips agar rajin membacanya:
  1. Ambil Alquran, bacalah 1 juz sekaligus. Jangan hitung berapa lembar yang ada dalam 1 juz tersebut, teruslah membaca. Sadarilah bahwa membaca Alquran itu tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama. Kita bisa saja betah bernyanyi, mendengarkan musik, atau membuka media sosial berlama-lama dalam waktu yang tak disadari sudah berjalan panjang. Mengapa tidak bisa meluangkan porsi untuk membaca kitab Allah.
  2. Setelah membaca 1 juz Insya Allah akan lebih mudah untuk membacanya 3 lembar perhari. Letakkan Alquran di dekat perangkat alat sholat. Upayakan membacanya minimal 2 kali sehari kira-kira 1 lembar selepas sholat Subuh dan 2 lembar usai sholat Isya.
  3. Tetapkan target yang tidak muluk-muluk. Misalnya khatam dalam waktu 4 bulan. Jika sudah terbiasa, Insya Allah target ini bisa direvisi dengan durasi yang lebih singkat.
  4. Ambil momentum perubahan dalam hidup. Mulai hari ini, saya akan membaca Alquran setiap hari. Senang kan, ada rutinitas baru dalam mengawali pagi dan mengakhiri malam?
  5. Sediakan air minum (jika tidak sedang berpuasa). Saat tenggorokan terasa kering, selingi dengan minum. 
 Semoga bermanfaat! Wassalamu'alaikum Wr Wb.

Greentea Kacang Merah


Hai, greentea kacang merah! Cantik sekali kau. Lihatlah gaunmu yang hijau cerah, mahkotamu yang putih bertabur permata. Sungguh segelas keindahan ada di depan mata.

Hai, greentea kacang merah! Minuman kekinian, khas kaum urban. Rasa memang gak pernah bohong. Tapi tanpa tampilan yang ciamik, rasanya kosong.

Eh, greentea kacang merah! Kau sendirian?

Jumat, 19 Januari 2018

Menikmati Panorama Indah dari Gunung Padang

Menikmati Panorama Indah

Jumat pagi, cuaca yang sejuk, merupakan paduan yang tepat untuk memulai aktivitas kebugaran. Mendaki gunung menjadi pilihan bagi pegawai Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi. Dengan menaiki kendaraan secara berkelompok, para pegawai menuju Gerbang Kawasan Wisata Gunung Padang. Lokasi wisata ini tidaklah jauh. Dari bawah Jembatan Siti Nurbaya berbelok ke arah kiri.

Biasanya, pengunjung akan melewati anak tangga yang sangat panjang untuk tiba di puncak. Di sini, setiap pengunjung akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp3.000 sampai Rp5.000. Namun kami memilih rute yang berbeda, yaitu berjalan ke arah kiri sampai menemukan titik awal pendakian. Sepanjang perjalanan, terlihat jurang, pepohonan, dan beberapa rumah warga. Kalau dilihat-lihat, jalur ini memang dibuat oleh warga sekitar. Tampak ada tanah yang dibentuk seperti anak tangga kecil-kecil di jalan setapak. Jika hujan turun, daerah ini akan becek dan tentu saja tidak kondusif untuk pendakian.

Jalur menuju Gunung Padang tidaklah terjal. Kendati demikian, waktu tempuh sekitar 20 sampai 30 menit cukup membuat nafas ngos-ngosan bagi yang tidak biasa. Sampai di puncak, takjub sekali rasanya. Birunya Pantai Padang sampai hamparan kota beradu dalam satu pandangan. Menghirup udara sambil -menikmati kuasa Tuhan melalui lukisan alam- menjadi refleksi tersendiri. Ternyata begini perasaan para pendaki gunung yang sudah menjajal berbagai gunung di Indonesia. Panorama indah, persaudaraan, dan penghargaan terhadap usaha.

Ngomong-ngomong soal usaha, tahun 2017 Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi menduduki peringkat 7 nasional untuk pencapaian penerimaan pajak dengan capaian melebihi 91% dari target Rp9,75 triliun. Tahun 2018 ini, kami mendapat target yang lebih tinggi lagi. Semoga dengan sinergi yang lebih baik, capaian penerimaan dapat mendaki sampai ke puncak target. Aamiin!

Update! Review Freeman

Halo cantik! Masih bersama saya, Newbie Byby. Belum nyampe 2 minggu tapi saya udah gak sabaran mau me-review produk yang bisa bikin saya semangat saat pulang kerja. Hari-hari terasa indah karena ada rutinitas baru. Apalagi kalau bukan maskeran!!!

Freeman, produk kece yang mampu mengeksfoliasi wajah saya ini berhasil membuat wajah bebas kilap seharian di kantor. Adapun kalau sampai berminyak cuma sedikit dan tidak mengganggu. Biasanya wajah saya yang kombinasi gampang sekali berminyak di bagian T (dahi, hidung, dan dagu). Pemakaian yang rutin setiap hari (tidak dianjurkan bagi pemilik kulit kering dan tidak breakout) cukup membuat kulit kering dan mengelupas. Please jangan bayangkan pengelupasan ini kayak ikan sisik. Tenang saja karena kulit hanya mengelupas sedikit-sedikit dan bisa dibersihkan dengan toner. Setelah pemakaian toner, langsung ditiban sama gel aloe vera yang pernah saya bahas. Selain berminyak, hidung dan dagu saya juga gampang berkomedo. Sekarang sudah berkurang. Semenjak ada dirimu, Freeman, saya cukup memoleskan bedak tipis-tipis. Bahkan tidak dibedaki pun tak mengapa, gegara pakai bedak malah membuat kulit semakin terlihat kering.

Btw, netijen jangan berharap wajah saya akan semulus Marion Jola karena bopeng bekas jerawat tentunya tak bisa diatasi dengan produk masker saja. Ada serangkaian perawatan yang harus dilakukan seperti chemical peeling, dermaroller, atau pun laser. Untuk tindakan semacam itu, saya belum mencoba, karena faktor belum ada pendanaan juga, hiks #langsungnabung. Setidaknya dengan pemakaian masker secara rutin, saya ingin bagian kulit yang tidak berjerawat tetap terawat, pori-pori menjadi bersih, bebas komedo, dan yang paling penting bebas minyak berlebih, karena yang berlebihan itu tidak baik #nasihat.

Sekian dulu ya. Mon maap kalau review ini seadanya dan kurang informatif. See you on my next review!!!

Review Pertama bisa di cek di mari:
https://febbymellisa.blogspot.co.id/2018/01/honest-review-seminggu-pemakaian-masker.html

Update 26 Januari 2018
Pemakaian scrub mask setiap hari dapat menyebabkan over exfoliating. Setelah pemakaian rutin setiap hari selama 3 minggu, kulit wajah saya menjadi kemerahan. Sebaiknya masker jenis ini digunakan sekali seminggu saja. Aplikasi masker tidak harus di seluruh wajah, cukup di daerah yang berkomedo saja agar bagian wajah yang berjenis kulit kering tidak bertambah kering.

Senin, 15 Januari 2018

Honest Review! Seminggu Pemakaian Masker Freeman, Nature Republic, dan Dermaluz



Halo cantik! Salam kenal dari pendatang baru di dunia review per-skincare-an. Pulang kerja merupakan waktu yang tepat untuk beristirahat dan melepaskan penat. Tak jarang, skin care yang sudah dibeli pun nyaris tidak tersentuh. Sebagai mantan anak kuliahan yang beralih ke dunia kerja, tentunya produk make up merupakan hal wajib sehari-hari. Pensil alis dan lipstik menjadi polesan minimal di kanvas yang bisa melihat dan bernafas ini. Berbagai macam produk dicoba meski harus merogoh saku dengan dalam. Beberapa percobaan membawa implikasi kurang menyenangkan seperti jerawat. Pengaruh hormon membuat jerawat ini enggan pergi. Kulit yang mulus tinggal bayangan masa lalu. 

Lama tak memakai skin care, secara tidak sengaja saya menonton “Best Skin Care 2017” nya Suhay Salim. Begitu bersemangat wanita berwajah campuran Indonesia-Timur Tengah ini mengulas serta memuji produk skin care terbaik versi dirinya. Penasaran, saya pun tak ketinggalan mencobanya. Sebagus itukah? 
 ---

Masker Freeman (Polishing Charcoal + Black Sugar Gel Mask + Scrub)

Produk Freeman yang satu ini memiliki dual fungsi yaitu masker sekaligus scrub. Dari namanya kita bisa tahu bahwa masker ini perpaduan bahan aktif arang dan gula. Kesan pertama saat memakainya adalah panas di wajah. Namun jangan khawatir karena rasa panasnya tidak menusuk dan hanya bertahan sekitar 2 menit pertama. Pada petunjuknya, masker ini cukup didiamkan selama 5-7 menit sebelum di-scrub. Namun saya suka mendiamkannya hingga 10 menit dan men-scrub selama 5 menit. Setelah didiamkan selama 10 menit, bagian T wajah saya menjadi lebih basah karena minyaknya keluar diserap oleh produk. Sedangkan bagian wajah yang tidak berminyak, gelnya hampir mengering dan menyisakan scrub. Langkah selanjutnya adalah scrubbing. Men-scrub-nya jangan terlalu kencang, terutama untuk wajah yang berjerawat karena takut akan menjadi kemerahan, luka, dan semakin berjerawat. Cukup gunakan 2 jari saja.

Jujur, saya speechless setelah pemakaian masker ini. Tidak pernah saya dapati produk yang secara instan membersihkan begitu dalam pori-pori wajah, mengurangi komedo, menyerap minyak, mengangkat kulit mati, dan melembutkan wajah. Tekstur kulit seakan-akan hilang untuk sementara saking lembutnya. Semua hanya dengan 1 masker! Masya Allah! Tidak salah jika produk ini mengklaim “instantly detoxes pores + exfoliates for smooth skin”.

Setelah seminggu pemakaian secara rutin setiap hari, kulit saya menjadi terlihat cukup kering dan sedikit mengalami pengelupasan. Komedo sangat jauh berkurang, pori-pori wajah menjadi bersih, minyak di wajah berkurang, namun saya masih jerawatan. Sepertinya masker ini memang bukan untuk menyembuhkan jerawat yang sedang meradang. 

Di mana masker ini bisa didapatkan? Shopee, gratis ongkir! Harganya sekitaran Rp125 ribu untuk 175 ml. Kalau beli di Malaysia atau Singapura denger-denger cuma Rp60 ribuan ajah, hiks! Tertarik membelinya lagi? Iya banget!
---
Masker Freeman (Oil Absorbing Mint + Lemon Clay Mask)

Pemakaian produk Freeman yang satu ini sangat mudah karena tinggal dioleskan tipis-tipis saja dan didiamkan 5-7 menit sesuai petunjuk. Namun lagi-lagi, saya sangat menyayangkan masker sebagus ini harus melewati kulit wajah saya begitu cepat, saya pun menggunakannya selama 15 menit. Masker ini diperuntukkan untuk pemilik kulit berminyak dan berjerawat. So, buat kamu yang berkulit kering, mohon dihindari. 

Kesan pertama pemakaiannya adalah cukup perih di mata selama 1 menit. Ketika masker ini sudah mengeras, wajah terasa ketarik dan saya suka sekali sensasi ini. Setelah dicuci, kulit wajah terasa bersih, bebas minyak, segar, dan kencang. Dalam seminggu, saya baru memakainya 2 kali. Jadi, belum begitu kelihatan apakah masker ini sesuai seutuhnya dengan klaim “instantly refreshner + controls breakouts for clear skin”. Silahkan ditunggu review berikutnya!

Di mana masker ini bisa didapatkan? Sama ama masker Freeman satu nya onoh di atas. Tertarik membelinya lagi? Suka sih, tapi pengen coba varian lain dari Freeman Clay Mask.
---
Nature Republic Soothing & Moisture Aloe Vera 92%

Kalau 2 masker di atas cukup membuat wajah saya terlihat kering, maka gel yang satu ini ibarat kebaikan yang melebur dosa, hehehe. Setelah pemakaian masker Freeman, saya mengoleskan gel aloe vera ke seluruh wajah. Sensasi dingin dan menyegarkan langsung dapat dirasakan dari olesan pertama. Duuhh!

Gel ini baik dipakai sebelum tidur. Saya bahkan menggunakannya sebagai primer sebelum memakai bedak. Hal ini cukup membuat kulit saya yang -sedikit mengelupas akibat eksfoliasinya si Freeman- menjadi lembab. 

Menurut saya, gel ini tidak meresap ke wajah, sehingga hanya mengering di permukaan wajah. Saat mencuci muka, terasa sekali gelnya turut luruh. Selama seminggu pemakaian rutin 2 kali sehari, saya merasakan Nature Republic adalah penyeimbang dari Freeman. Mereka sepaket. Meskipun jerawat dan beruntusan saya tidak berkurang, saya tetap membutuhkan produk sejenis ini dan masih penasaran dengan pemakaian jangka panjang.

Di mana masker ini bisa didapatkan? Shopee, gratis ongkir! Harganya sekitaran Rp85 ribu untuk 300 ml. Sayangnya ketika saya cek lagi di toko yang sama, harga sudah melambung ke angka Rp150 ribu. Produk ini juga bisa didapatkan di Padang Make Up Store dan Padang Make Up Bliss dengan harga Rp135ribu sampai Rp155ribu. Tertarik membelinya lagi? Iya, sih. Tapi gel aloe veranya The Saem ama Always 21 boleh juga dicoba.
---
Dermaluz (Facial Wash Acne With Extrac Lemon), Dermaluz (Serum Acne Exfoliating), dan Dermaluz (Acne Spot Treatment)

Sebenarnya produk ini sepaketnya ada 3 yang terdiri dari sabun pencuci muka, serum, dan obat totol jerawat. Untuk sabun pencuci mukanya, kesan saya standar saja. Produknya bisa membersihkan wajah namun tidak dapat menghilangkan seutuhnya minyak di wajah. Ah, Freeman, kamu sih terlalu kece! Sampai-sampai aku berasa susah jatuh cinta sama produk lain! Ce I leee…

Selanjutnya mari kita bahas satu persatu serum dan acne spot-nya. Serum Acne Exfoliating ini merupakan rangkaian produk yang dipakai sebelum Acne Spot Treatment. Tidak ada kesan apa-apa saat memakainya karena cukup dioleskan saja pada jerawat dan produknya cepat menyerap di wajah. Kemudian rangkaian produk berikutnya, Acne Spot Treatment juga ditotolkan pada jerawat dan diamkan semalaman. Cem mo bikin kue, didiamkan. Atau cem orang ngambek? Kriikk, kriikk…

Lanjut, bangun pagi trus bercermin, ulalaaa jerawatnya mengering. Walau yang merah meradang itu belum hilang, tapi terlihat membaik. Setelah seminggu pemakaian, tidak semua namun beberapa titik jerawat amblas, hanya menyisakan bekas yang kemerahan.

Sebelum ditutup, seperti sebelumnya saya mau kasih tau kalau 3 produk ini dihargai Rp200 ribu di shop resminya Dermaluz. Isi secara berurut 100 ml, 15 ml, dan 15 gr. Tertarik membeli lagi? Yes banget untuk Acne Spot Treatment.

Semoga bermanfaat. Sampai jumpa di review berikutnya!!!

Update 11 Maret 2018
Pemakaian serum Dermaluz setiap hari dapat menyebabkan kulit menjadi sangat kering. Untuk facial wash dan acne spot Ama digunakan setiap hari.

Minggu, 14 Januari 2018

Kesempatan Kedua



 

Ya Allah, Puji atas kebesaran-Mu, syukur atas nikmat-Mu. Untuk setiap nafas yang dihela, untuk sepasang mata yang dibuka, sungguh nikmat mana yang lebih indah daripada kesempatan kedua?  Everyday is second chance.” Noted! Bangun pagi adalah rahmat. Rasulullah SAW pernah mengingatkan “Barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung…” Mengenai kesahihan hadist tidak perlu dibahas di sini. Cukup ambil makna bahwa Allah masih memberikan kesempatan pada hamba-Nya untuk memperbaiki diri. Mari kita gunakan dengan sebaik-baiknya!


Gambar: http://www.lovethispic.com

Kemenkeu Muda, Momen Pertama Bertemu Sri Mulyani

Tebak saya di mana!
Siapa yang tidak kenal dengan Sri Mulyani. Wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi Majalah Forbes ini memang kharismatik. Banyak yang mengagumi sosoknya tak terkecuali pegawai Kemenkeu itu sendiri. Saya, tentunya adalah satu dari sekian banyak. 

Jauh Sri Mulyani melanglang buana, berkeliling Indonesia untuk melakukan pemantauan langsung terhadap kinerja anak buahnya di lapangan. Barangkali salah satunya ke kota Padang. Saya, tentunya bukan pegawai yang terlalu penting yang berkesempatan bertemu dengan beliau.

November 2017 lalu, di instagram resmi Kementerian Keuangan, diumumkan bahwa akan diadakan acara Exclusive Forum Bersama Menteri Keuangan yang bertajuk “Merawat Mimpi Lintas Generasi”. Acara ini diadakan oleh sekelompok pegawai Kementerian Keuangan yang bergabung dalam Kemenkeu Muda.  Satu misi mereka, mengumpulkan segenap pegawai muda Kemenkeu dari Sabang sampai Merauke. Kegiatan ini non-APBN, artinya biaya perjalanan dinas peserta tidak dapat dibebankan pada APBN. Saya, tentunya cukup menelan ludah saja.

Buntung bertemu untung, saya mendapatkan tugas untuk mengikuti bimbingan teknis penghitungan nilai kinerja organisasi ke Kantor Pusat DJP, Jakarta. Alhamdulillah! Saya, tentunya merasa sangat beruntung ibarat “pucuk dicinta, tiket pun tiba”.

Pukul 23.00 WIB di hari akhir pendaftaran peserta forum, saya selesai membuat essay dan mengirimkannya. Ya, calon peserta disyaratkan untuk membuat essay dengan tema apa kekurangan Kemenkeu dan bagaimana cara mengatasinya. Beberapa hari setelah batas akhir pendaftaran, saya dikirimkan email berisikan tiket masuk forum. Allahu Akbar! Saya, tentunya… Errghh, maksa!

Usai mengikuti bimbingan teknis, saya bergegas naik taksi yang melintas di depan Kantor Pusat DJP untuk melaju pesat ke Gedung Dhanapala Kemenkeu. Tiba di gedung, saya disambut dengan senyum behel manis Mega Mutia Elza, sahabat yang sekaligus panitia forum. Ruangan telah penuh, saya duduk di belakang. Celingak celinguk tidak ada yang kenal. Tiba-tiba sahabat saya itu mengajak untuk duduk di depan, tepat di belakang jajaran menteri dan eselon I, untuk menemaninya memegang peralatan guna siaran langsung di Facebook. First row! Betul juga kata penyair, “sahabat seperti mercusuar di tengah laut”. Makasih, Ga!

Btw, tulisan ini sangat panjang, sepajang menanti pertemuan dengan Sri Mulyani. Tepuk tangan meriah gemuruh seiring wanita 55 tahun itu memasuki ruangan. Saya yang duduk di first row memandang jelas raut wajah sampai ke aura-aura beliau. Tak hanya cerdas, beliau juga pandai mengguyon. Apa yang dikatakan oleh ibunya Sri Mulyani ketika anaknya dilantik menjadi Menteri Keuangan? “Saya lebih hebat, kamu belum profesor!”  Gelak tawa menggelegar mendengar celoteh tersebut. Sri Mulyani memang berasal dari keluarga terdidik. Kedua orang tuanya dahulu merupakan profesor di Universitas Negeri Semarang.

Satu hal lagi yang saya ingat dari malam itu, jika Sri Mulyani boleh berkata padanya yang masih berusia 25 tahun, ia akan menyampaikan pesan “Jangan sok kepinteran, deh!” Wah, wah, wah, berasa diceramahi ibu sendiri. Usia 25, di mana kita menyadari bahwa masih banyak ilmu yang belum diserap, masih banyak pengalaman yang belum dicecap. Usia 25, usia yang sangat muda untuk bersarangnya kreativitas. Dengan menyadari kekurangan institusi ini, mampu membuat gebrakan untuk memperbaikinya.

Malam 24 November 2017 yang berfaedah, Ananda tiba
dari pulau seberang di sebelah barat Indonesia.

Senin, 01 Januari 2018

Pagi, Baju Bekas, dan Kenangan

Pagi yang mendung boleh saja menjadi alasan untuk menarik selimut, namun  penggalan lirik lagu dari Banda Neira “Bangun, sebab pagi terlalu berharga tuk kita lewati dengan tertidur” mengingatkan untuk tidak bermalas-malasan. Betapa berharganya pagi. Bahkan terjemahan doa bangun pagi “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nya (kami) dikumpulkan”, menggambarkan bahwa syukur sepatutnya terucap saat terjaga. Jika bangun pagi adalah nikmat, maka bangun pagi di permulaan tahun 2018 adalah nikmat dua kali lipat.

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, pagi ini saya membongkar 4 (empat) lemari baju dan mengelompokkannya menjadi 2 (dua). Kelompok pertama adalah baju yang masih dipakai, sedangkan kelompok kedua adalah baju yang akan dibagikan. Pada mulanya, tidak sulit untuk memisahkan mana baju yang masih saya pakai dan mana yang tidak. Sampai tiba pada baju-baju yang cukup mahal, bagus, dan baru sekali bahkan belum pernah melekat di badan, saya mulai dilema.  Pertanyaannya, apakah saya akan mengambil yang baik untuk saya dan yang “kurang baik” untuk membaginya? Ya Rasul, kalau begini sungguh jauh aku darimu. Memang sudah fitrahnya untuk berat melepaskan sesuatu yang kita sayang. Namun tidak demikian dengan Rasulullah SAW, ia justru memberikan kain indah milikya yang diminta dan disukai oleh seorang pemuda.

Dilema tidak berakhir sampai di sana. Berhadapan dengan sekumpulan baju-baju yang pada setiap helai benangnya ada kenangan, juga merupakan hal yang tidak mudah. Saya pegang satu persatu baju-baju itu, memori masa lalu membawa saya jauh. Ah, biarlah cukup ingatan yang merawat kenangan. 

Selamat Tahun Baru 2018!