Blue Fire Pointer AIRPLANE IN THE SKY: Mei 2018

Minggu, 27 Mei 2018

Subuh yang Gemuruh


Suatu ketika kau rasakan keheningan malam dipecah oleh suara azan. Gemuruhnya menyambut cahaya putih yang melintang di ufuk timur. Namun tak jua mampu menghancurkan persekutuan antara kantuk dan dinginnya hari. Luar biasa berat selimut yang menaungi persekutuan itu, langgeng dibuatnya.

“Ashshalatu khairum minan naum
(Shalat itu lebih baik dari pada tidur)

Bangunlah! Jangan biarkan Allah menunggu. Sesungguhnya ada kejutan besar untukmu di permulaan hari. Pernahkah menghitung berapa jumlah seluruh harta kita dalam Rupiah? Bagaimana jika seluruh harta orang-orang terkaya di dunia dikumpulkan? Terpikirkah untuk memilikinya walau hanya dalam angan-angan?

Bangunlah! Kalau bersiaga di medan jihad fisabilillah itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya, ketahuilah bahwa di antara adzan dan iqomat itu ada 2 rakaat yang sama timbangannya. Betapa mudahnya untuk kita lakukan. Betapa murahnya Allah memberikan.

Pada waktu subuh yang gemuruh, jangan lewatkan kesempatan sebagaimana berdoa tatkala bangun pagi. Bukankah kita telah dihidupkan setelah dimatikan?




Khadijah dan Nabi Muhammad SAW


Teringat kata-kata seorang dosen di tengah-tengah perkuliahan: “Kalau ada ustadz yang “menjual” kecantikan, kekayaan, dan kebangsawanan Khadijah sebagai alasan Nabi Muhammad SAW menikahinya, maka k***ra ia.” Saya bertanya pada para pemuda berusia 25 tahun di zaman sekarang, yang sudah menamatkan pendidikan tinggi, yang sudah berpenghasilan, adakah yang akan memilih janda cantik berusia 15 tahun lebih tua darinya? Silahkan dijawab masing-masing.

Rupanya Allah telah menempatkan wanita ini pada kedudukan yang mulia. Suatu hari, Khadijah bermimpi melihat matahari berputar-putar di atas kota Mekkah, lalu turun ke arah bumi sebelum memasuki rumahnya dan menerangi seluruh penjuru. Selayaknya seorang wanita pada umumnya yang butuh bercerita, ia pun menceritakan mimpi tersebut kepada sepupunya, Waraqah bin Naufal. Waraqah memberitahukan bahwa Khadijah akan menikah dengan seorang lelaki agung dan mulia, nabi akhir zaman.

Hingga hari pernikahan dua anak Adam itu tiba, siapa yang sangka, dahulunya Nabi Muhammad SAW merupakan (katakanlah) marketing yang menjualkan barang dagangan Khadijah. Sementara banyak pembesar Arab yang melamar Khadijah, banyak pemuka Quraisy yang ingin menikahinya dengan bersedia membayar mas kawin berapapun, namun ia menolak halus.

Allah telah menguatkan perjuangan Nabi Muhammad SAW melalui teman hidupnya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW “…Ia beriman kepadaku ketika orang lain kufur. Ia percaya kepadaku ketika orang-orang mendustakanku.” Ia lah wanita pertama yang memeluk Islam. Ia relakan seluruh hartanya, barang dagangannya, termasuk para hamba sahaya yang ia miliki ke jalan Allah. Kala itu, siapa pula yang percaya pada Nabi? Bahkan ada yang menuduh Nabi Muhammad SAW itu tukang sihir dan sudah gila.

Aahh.. Cinta Khadijah dan Nabi Muhammad SAW memang sejati, saling menguatkan, dan mendukung dalam aktivitas dakwah.