Blue Fire Pointer AIRPLANE IN THE SKY: Pagi, Baju Bekas, dan Kenangan

Senin, 01 Januari 2018

Pagi, Baju Bekas, dan Kenangan

Pagi yang mendung boleh saja menjadi alasan untuk menarik selimut, namun  penggalan lirik lagu dari Banda Neira “Bangun, sebab pagi terlalu berharga tuk kita lewati dengan tertidur” mengingatkan untuk tidak bermalas-malasan. Betapa berharganya pagi. Bahkan terjemahan doa bangun pagi “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nya (kami) dikumpulkan”, menggambarkan bahwa syukur sepatutnya terucap saat terjaga. Jika bangun pagi adalah nikmat, maka bangun pagi di permulaan tahun 2018 adalah nikmat dua kali lipat.

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, pagi ini saya membongkar 4 (empat) lemari baju dan mengelompokkannya menjadi 2 (dua). Kelompok pertama adalah baju yang masih dipakai, sedangkan kelompok kedua adalah baju yang akan dibagikan. Pada mulanya, tidak sulit untuk memisahkan mana baju yang masih saya pakai dan mana yang tidak. Sampai tiba pada baju-baju yang cukup mahal, bagus, dan baru sekali bahkan belum pernah melekat di badan, saya mulai dilema.  Pertanyaannya, apakah saya akan mengambil yang baik untuk saya dan yang “kurang baik” untuk membaginya? Ya Rasul, kalau begini sungguh jauh aku darimu. Memang sudah fitrahnya untuk berat melepaskan sesuatu yang kita sayang. Namun tidak demikian dengan Rasulullah SAW, ia justru memberikan kain indah milikya yang diminta dan disukai oleh seorang pemuda.

Dilema tidak berakhir sampai di sana. Berhadapan dengan sekumpulan baju-baju yang pada setiap helai benangnya ada kenangan, juga merupakan hal yang tidak mudah. Saya pegang satu persatu baju-baju itu, memori masa lalu membawa saya jauh. Ah, biarlah cukup ingatan yang merawat kenangan. 

Selamat Tahun Baru 2018!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar