Blue Fire Pointer AIRPLANE IN THE SKY: Januari 2014

Minggu, 19 Januari 2014

Kanwil DJP Sumbar dan Jambi, New Chapter of My Life (I)




Fiuh, akhirnya saya lega juga setelah tau penempatan magang di Kanwil DJP Sumbar dan Jambi yang berlokasi di Padang. Artinya, kembali ke kampung halaman J Kasihan beberapa teman lain yang ditempatkan di beberapa kabupaten yang jauh dari Padang. Tapi inilah konsekuensi calon abdi negara yang siap ditempatkan di manapun juga. Semangat DJP 2013!

Di kantor ini saya dipertemukan dengan Jessica Winda Prima (Jessica) dari Akuntansi Unand 2009, kak Eka Maharani Agusti (Eghy) dari Hukum Unand 2003, dan Nova Sari Yudistia (Nova) dari Sistem Informatika UPI 2009. Pertemuan yang unik dikarenakan kecocokan kami. Saya dan Jessica bertubuh lebih tinggi dari pada kak Eghy dan Nova. Saya dan kak Eghy memakai jilbab sedangkan Jessica dan Nova tidak memakai jilbab. Saya dan kak Eghy setiap makan siang selalu memesan teh es manis sedangkan Jessica dan Nova lebih menyukai air putih.

Kami memiliki latar dan kemampuan yang beragam. Pertama, Jessica, ia adalah penerima beasiswa Djarum dan pernah mengikuti simulasi sidang PBB di Harvad, waw! Ia pernah “menghilang” dari Padang selama 6 bulan untuk berkeliling dunia ke Vietnam, Swiss, Perancis, dll. Jessica juga pernah dinobatkan sebagai Uni Sawah Lunto. Kedua, kak Eghy, wanita bertubuh kecil dan awet muda ini ternyata berumur 27 tahun dan sudah mempunyai seorang anak balita. Ia sempat bekerja di BPS sebelumnya. Pada tahun 2010 ia pernah melamar di Kementerian Keuangan namun gagal di wawancara akhir. Hal itu tidak membuatnya menyerah dan mencoba lagi tahun 2013. Doanya dijabah. Seorang ibu yang hebat! Ketiga Nova, ia merupakan lulusan terbaik di kampusnya dan sudah beberapa kali ke Malaysia sebagai hadiah dari kampus atas prestasinya itu. Keren! Sembari kuliah, ia aktif mengajar les matematika dan fisika. Banyak hal yang menginspirasi dari diri mereka keluarga baru saya di DJP, namun tak bisa saya ceritakan di sini.

Hari pertama orientasi, aku dan Jessica memakai baju putih dan celana hitam. Rupanya di DJP tidak ada perbedaan pakaian antara anak magang dengan pegawainya. Hari Rabu memakai baju seragam DJP yaitu baju biru laut dan celana dongker. Kami pun diperkenalkan dengan seluruh pegawai DJP di kantor ini. Pak Muj lah orang pertama yang kami kenal di sini karena beliau yang mengonsep masa orientasi. Awalnya kami lebih banyak duduk, sesekali mengetik Daftar Penilaian PNS DJP oleh pegawai yang meminta tolong. Saya cukup merasa bosan dan mengantuk.

DJP itu jauh dari apa yang saya bayangkan (kepikiran Gayus mulu). Ternyata serba disiplin dan semua jadwal tertata rapi. Masuk pukul 07.30 jika terlambat akan dikenakan sanksi potong gaji. Pulang pukul 17.00 tapi sangat jarang pegawai pulang tepat pukul 17.00. kenanyakan pulang hampir magrib bahkan malam. Kami lah anak magang yang pulang paling cepat.

Hari kedua orientasi, mulai terasa semangat karena kami mendapat nasihat dari kabag umum bahwa kami adalah orang-orang yang beruntung. Beliau selalu menekankan untuk mengambil S2 ke luar negeri. Ternyata banyak sekali beasiswa untuk PNS DJP ke UI, UGM, maupun universitas di Jepang, Kanada, Perancis, Malaysia, Australia, Korea Selatan, dll. Saya dengan bahasa Inggris pas-pasan pun makin semangat mengingat kelulusan saya tes S2 UI yang tidak jadi saya ambil :-(

Di hari kedua, kami diperkenalkan dengan SIKKA semacam portal yang memuat seluruh informasi baik CV, cuti, penilaian, pelanggaran yang telah kita lakukan, pegawai yang ultah, kegiatan, info beasiswa, info diklat, dsb. Canggih sekali DJP ini bahkan di kantor DJP dengan intranet kita bisa belajar pajak gratis. Bejibun informasi perpajakan beserta update aturan terbaru ada di sana. FYI, aturan perpajakan di bawah undang-undang cepat sekali berubah dan aturan itu sebenarnya saling tabrak dan kadang bertentangan dengan UU menurut kepala kasi bantuan hukum di sini. Namun tetap dijalankan karena akan lama kalau menunggu revisi UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Aturan tersebut berbentuk Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan, Peraturan Dirjen Pajak, dll.

Di hari ketiga, kami di masukkan ke dalam kelas, seperti kuliah, ada pengajarnya. Kami diberi materi tentang organisasi di Kementerian Keuangan oleh Pak Verizal. Beliau berpesan “Jangan sampai anda tidak mengenal siapa diri anda di sini.” Ya, saya memang sempat kehilangan jati diri begitu diterima di DJP. Bukan karena tak bersyukur. Tapi 4 tahun selama kuliah saya bermimpi menjadi hakim. Namun pendaratan saya di DJP membuat saya tidak menyesali nasib saya sekarang, Tak apa tak menjadi hakim, yang penting nilai-nilai kejujuran dan profesionalitas tetap di dada. Awalnya terasa hampa, namun makin ke sini saya semakin tahu mengapa saya berada di sini. Inilah jalan Tuhan.