Blue Fire Pointer AIRPLANE IN THE SKY: September 2017

Rabu, 20 September 2017

Pajak Bertilawah, Memulai dengan Kebaikan

Di sebuah akhir untuk sebuah awal, di suatu penghujung untuk suatu permulaan, ada suasana berbeda yang terlihat di Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Agenda penyambutan tahun baru Hijriyah kali ini spesial memang. Gagasan yang dimulai dalam kurun waktu cepat ternyata mampu menggerakkan lebih dari 300 unit kerja DJP berpartisipasi mengkhatamkan Alquran.

Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi tak ketinggalan menjadi bagian dari sejarah ini.  Satu pegawai satu juz. Beberapa pegawai bertilawah di ruang kerja, sebahagian lainnya di aula dan mushola. Suasana syahdu.

Teringat ceramah ustadz tadi pagi, yang beliau kutip dari Baginda Rasulullah SAW, bahwa sekalipun seseorang membaca Alquran dengan terbata-bata, ia mendapatkan 2 pahala, pahala membaca dan pahala kesulitannya, sehingga ia harus mengulang dan memperbaiki bacaan. Ah, betapa murahnya Allah melimpahkan pahala. Sekecil apapun kebaikan diperhitungkan.

Menyambut 1439 Hijriyah di depan pintu langit, mengetuk-ngetuk, kami datang Ya Allah. Di ujung surat An-Naas kami selipkan doa agar penerimaan negara ini tercapai. Mushaf itu kami letakkan di kening, kemudian kami tutup, dengan diiringi doa agar kami, pegawai DJP diberikan kekuatan untuk mengumpulkan "bahan bakar" mesin negara tercinta.

"DJP Satu Jiwa!", teriak sang punggawa. Ramadhan kita satu jiwa berbagi (Pajak Berbagi), Agustus kita satu jiwa bertutur (Pajak Bertutur), hari ini kita satu jiwa bertilawah (Pajak Bertilawah). Besok, masih kita satu jiwa, bersama melakukan kebaikan-kebaikan lainnya.

Minggu, 03 September 2017

Malam Adalah Obat



Nindya tidak suka malam. Baginya, malam adalah sebuah obat yang teramat pahit, yang pahitnya tak hilang bahkan setelah luruh di tenggorokan.

Malam, persekutuan antara gelap dan perenungan. Dengan cahaya yang tak begitu terang, Nindya menelusuri jejak kenangannya lagi dan lagi.

Malam, duet kesunyian dan kesendirian. Untuk itu ia hadirkan khayalan tentang seseorang, menemani dirinya sampai kantuk menghampiri.

Proses lakrimasi terjadi bersamaan dengan kelopak mata yang terlanjur berat. Hasilnya, sebuah sungai, tidak deras, mengalir dari pelupuk.

Malam memang obat yang sangat pahit, tapi pagi adalah sebuah kesembuhan.

Dialog 01.00



Luki: “Mau sampai kapan duduk di sini?”

Bianca: “Rasanya kota ini terlalu indah untuk tidur terlalu cepat.”

Luki: “Rasanya pagi juga terlalu indah untuk dilewati dengan bangun terlambat.”

Bianca: “Hei! Saya sudah bisa bangun pagi sekarang!”

Luki: “Hahaha. Syukurlah. Tugas saya sudah benar-benar selesai rupanya.”