Teringat kata-kata seorang dosen di tengah-tengah perkuliahan: “Kalau
ada ustadz yang “menjual” kecantikan, kekayaan, dan kebangsawanan Khadijah
sebagai alasan Nabi Muhammad SAW menikahinya, maka k***ra ia.” Saya bertanya
pada para pemuda berusia 25 tahun di zaman sekarang, yang sudah menamatkan
pendidikan tinggi, yang sudah berpenghasilan, adakah yang akan memilih janda
cantik berusia 15 tahun lebih tua darinya? Silahkan dijawab masing-masing.
Rupanya Allah telah menempatkan wanita ini pada kedudukan yang mulia. Suatu
hari, Khadijah bermimpi melihat matahari berputar-putar di atas kota Mekkah,
lalu turun ke arah bumi sebelum memasuki rumahnya dan menerangi seluruh penjuru.
Selayaknya seorang wanita pada umumnya yang butuh bercerita, ia pun
menceritakan mimpi tersebut kepada sepupunya, Waraqah bin Naufal. Waraqah
memberitahukan bahwa Khadijah akan menikah dengan seorang lelaki agung dan
mulia, nabi akhir zaman.
Hingga hari pernikahan dua anak Adam itu tiba, siapa yang sangka,
dahulunya Nabi Muhammad SAW merupakan (katakanlah) marketing yang menjualkan barang dagangan Khadijah. Sementara banyak
pembesar Arab yang melamar Khadijah, banyak pemuka Quraisy yang ingin
menikahinya dengan bersedia membayar mas kawin berapapun, namun ia menolak
halus.
Allah telah menguatkan perjuangan Nabi Muhammad SAW melalui teman
hidupnya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW “…Ia beriman kepadaku ketika
orang lain kufur. Ia percaya kepadaku ketika orang-orang mendustakanku.” Ia lah
wanita pertama yang memeluk Islam. Ia relakan seluruh hartanya, barang dagangannya, termasuk para hamba sahaya yang ia miliki ke jalan Allah. Kala itu, siapa pula yang percaya pada Nabi?
Bahkan ada yang menuduh Nabi Muhammad SAW itu tukang sihir dan sudah gila.
Aahh.. Cinta Khadijah dan Nabi Muhammad SAW memang sejati, saling
menguatkan, dan mendukung dalam aktivitas dakwah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar