“29 tahun, cantik, mapan,
mandiri, hari gini masih single?”
“Sudah kepala tiga, wanita
seperti apa yang ingin kamu cari?”
Titik di tanda tanya itu, seketika berubah menjadi ujung paku yang
menancap dalam. Dalamnya sampai ke
endokardium. Sebuah pertanyaan yang jamak dipertanyakan. Bentuknya berbeda-beda,
mulai dari kenapa masih single,
apakah belum kepikiran untuk berumah tangga, sampai kapan nikah.
Iseng, menjadi alasan bagi “kuli tinta dadakan” ini. Atau memang latah,
karena si penanya hanya ikut-ikutan trend,
merasa gak afdhol jika tidak menanyakan hal tersebut kepada seorang single. Di tiap kondangan, bertanya kamu
kapan. Di media sosial, berkomentar kok difotonya sendirian. Bahkan melihat truk pun langsung nyeletuk “Truk aja gandengan, masa kamu enggak?” Waaahhhh…
Yang lebih parah lagi, di setiap reunian atau pertemuan dengan relasi,
si single
dijadikan bahan jualan. “Kenalin donk sama teman kamu, kasian dia masih jomblo!” atau “Di kantormu ada yang
masih single gak?”
Di antara kita, mungkin ada yang mirip dengan si penanya. Tidak ada mens rea (sikap batin) yang jahat di
balik pertanyaan tersebut. Namun jangan hanya dilatarbelakangi keisengan maupun
kelatahan, kita menanyakan sesuatu yang sebenarnya juga tidak bisa dijawab oleh
si single. Kita tidak tahu kisah pilu
apa yang pernah hadir di masa lalu mereka. Kita tidak bisa meminjam hati mereka
untuk merasakan sulitnya menyembuhkan luka. Kita tidak mafhum bagaimana mereka berjuang
untuk mendapatkan cinta dari yang terkasih. Kita tidak bisa menyamakan diri
kita yang cepat dipertemukan jodohnya dengan mereka yang masih menunggu. Oleh
sebab itu, berhentilah iseng dan latah menyerbu mereka dengan pertanyaan kapan nikah dan rekan-rekannya.
Tidakkah kata-kata itu bagian dari bullying?
Meminjam kalimat The Mighty, “It’s silent
anxiety attacks, hidden by smiles”.
(gambar di atas via www.hipwee.com)
Kayaknya si penulis lagi hobby menggunakan kata "latah" terkait orang-orang yang menanyakan "kapan nikah"? Ups ! sorry i did it. Hehe.
BalasHapusKarena menikah bukan sebuah lomba lari, jadi tidak usah risau. Bahkan daun yang jatuh pun atas izin ALLAH, apalagi perihal menyatukan dua insan yang malaikat pun ikut berbahagia dan berbondong-bondong turun ke langit untuk mendoakan pasangan tersebut. Dont worry :)
(ini nasihat tidak hanya untuk sahabat, tapi untuk diriku sendiri juga)
Bukankah Allah telah "menikahkah" Fatimah dengan Ali di langit, sebelum mereka menikah di bumi...
HapusMenyimak..... :p
Hapus