Singgasana di Bulan? via http://cdn.ar.com |
Cerita
sebelumnya:
Akkkhhh, sakit sekali? Aku dimana?
Mengapa kepala dan tanganku diperban? Mengapa ruangan ini begitu putih? Dan……..
disampingku ada sang gadis di pangkuan Bulan.
(selengkapnya http://febbymellisa.blogspot.com/2015/02/monolog-gadis-di-pangkuan-bulan.html )
(selengkapnya http://febbymellisa.blogspot.com/2015/02/monolog-gadis-di-pangkuan-bulan.html )
Fiuuhh Cuma mimpi. Tragis sekali
kecelakaan dalam mimpi itu. Seakan tak percaya, aku pun bergegas menuju cermin
untuk memastikan kepalaku baik-baik saja. Ternyata memang benar baik-baik saja,
hanya ada bekas luka kecil. Gilang, Gilang, ada-ada saja. Malam yang selalu
setia padaku, kini memberiku mimpi buruk. Tapi itu tak lantas membuatku
berpaling dari kecintaanku pada malam.
Hari ini hari libur. Kusempatkan diri
untuk ke toko buku untuk menambah koleksi novel fiksi favoritku. Setibanya di toko
buku, aku menyisir setiap rak demi rak siapa tahu ada novel fiksi terbaru yang
bisa menjadi teman minum kopi di akhir pekan. Penyisiranku terhenti pada sebuah
rak di tengah ruangan, di mana di situ terkumpul novel-novel fiksi best seller.
“Gadis di Pangkuan Bulan”, judul novel
tersebut. Heiii, aku seperti orang yang dimabuk cinta. Apakah mataku salah
mengirim sinyal ke otak sehingga sebuah buku bisa memiliki judul seperti ini? Atau
jangan-jangan ada pria lain yang mengabadikan gadis pujaanku dalam sebuah
novel? Kupejamkan mata dan kubuka kembali. Olala, masih dengan judul yang sama.
Hmm, baiklah, rasa penasaranku memerintahkan untuk membeli novel ganjil itu.
Sesampainya di rumah, kubuka plastik
segel yang melekat pada novel itu dan segera membaca halaman pertama.
“Teruntuk
seorang gadis yang membawa hatiku pergi dan tak mengembalikannya lagi.
Ketahuilah bahwa aku rela kau ambil hatiku. Kuharap dirimu menemamiku sampai tutup usiaku.
Meskipun pada akhirnya dirikulah yang menemanimu sampai ruhmu pamit. Kumohon
Bulan jadilah singgasana untuk Bidadariku.” –Gilang-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar