“Aduh sayang, jarak itu sebenarnya tak
pernah ada. Pertemuan dan perpisahan dilahirkan oleh perasaan.” _Joko
Pinurbo
Ah, bisa saja
penyair itu menghiburku, juga dirimu yang selalu mengulangi kata-kata itu.
Tetap saja Selat Karimata menjadi saksi betapa tiga ribu km bukanlah jarak yang dapat
ditoleransi untuk menahan rindu. Memang benar bahwa syair hanya dapat dipahami
oleh orang-orang yang menghayati.
Cepatlah pulang! Batas kota ini siap mengucap
tabik. Debu dan kerikil jalanan siap menari. Baru aku membuka pintu, yakinlah perasaan yang
bertumpuk ini melebur berlarian mengejar ke arahmu, merengkuhmu lebih dahulu.
Kamu yang di pulau seberang, ketahuilah bahwa mendoakanmu
merupakan aktivitas utamaku selepas sholat. Tidak ada perih yang lebih
tersembunyi dari pada airmata yang jatuh di atas sejadah. Tidak ada obat yang
lebih manjur selain menerima dengan ikhlas. Semesta berkisah, bahwa ia juga
bisa memberikan kejutan. Ada rencana-Nya yang lebih baik, yang tidak
terduga-duga.
Tulisan ini saya persembahkan
untuk teman-teman yang LDM Sumatera-Kalimantan.