via rumahonlineku.com |
Oleh
Febby Mellisa
Perbincangan
terjadi lewat telepon genggam pukul 22.30 malam antara pria dan wanita yang
saling merindukan.
Catatan:
~ : Pria
# : Wanita
~ Hai wanita,
aku sangat rindu. Candu bagiku memelihara bayangmu.
# Hai pria, bagaimana
jika perbincangan kita keluar dari kotak bernama khayalan? Aku bosan dengan
monolog yang terlalu panjang. Mari kita jelmakan dua protagonis dalam mimpi
menjadi aktor dunia nyata.
~ Kumohon
bersabarlah. Aku sedang menambang selingkar kuningan yang akan kusematkan
dijari manismu nanti. Bagaimana jika kunyanyikan sebuah lagu? Paling tidak bisa
untuk menambal secabik dua cabik rindumu.
# Silahkan
Sang pria pun
menyanyi untuk wanitanya.
~ Kenapa diam?
# Aku sedang
memikirkan bagaimana cara menghentikan hasrat untuk memintamu terus bernyanyi?
~ Hahaha, aku
akan bernyanyi untukmu sampai suaraku habis.
# Pria, saat
ini juga aku ingin menatapmu dalam tatapan garis lurus.
~ Hanya
sebatas garis lurus? Aku justru ingin memejamkan mata sambil menciptakan jarak
0 cm antara bibirku dengan keningmu.
Tiba-tiba wanita
mendengar HP lainnya milik si pria berdering.
# Kenapa tidak
diangkat? Seberapa perlu seseorang menghubungimu tengah malam?
Si pria hanya
terdiam sampai dering HP itu berhenti.
# Aku sudahi
ya. Selamat malam.
~ Kenapa
disudahi? Aku masih ingin mendengar suaramu.
Tuutt, tuutt,
tuutt, telepon diputus oleh sang wanita.