Blue Fire Pointer AIRPLANE IN THE SKY: MINAT MAHASISWA ASING TERHADAP UNAND

Sabtu, 21 April 2012

MINAT MAHASISWA ASING TERHADAP UNAND


Sebagai bagian dari soft diplomasi pemerintah Indonesia, Kementerian Pendidikan dengan Kementerian Luar Negeri bekerjasama membangun program Beasiswa Dharmasiswa. Sebanyak 750 mahasiswa asing dari 73 negara menerima beasiswa tersebut untuk mempelajari bidang seni tari tradisional, seni kriya, seni musik tradisional, dan bahasa Indonesia atau bahasa daerah di berbagai universitas di Indonesia.
Dalam program ini setiap mahasiswa asing dijamin dengan biaya hidup dan biaya pendidikan selama berada di Indonesia. Mereka akan menerima beasiswa sebesar Rp 2,5 juta per bulan. Pemerintah juga memberikan subsidi biaya kuliah kepada perguruan tinggi tempat mereka belajar. Selain itu, mulai tahun ini para penerima beasiswa akan menerima sertifikat yang akan diakui kredit nilainya sebagai bagian dari kegiatan perkuliahan.
Ada 48 perguruan tinggi di Indonesia yang akan menampung mahasiswa asing tersebut. Lima perguruan tinggi dari Sumatra, Unand tak ketinggalan tentunya. Tata cara mengikuti beasiswa ini adalah dengan registrasi online via website Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), link Dharmasiswa. Kemudian seleksi dokumen. Usia dibatasi sampai 35 tahun. Tahun ini Unand menerima 11 mahasiswa baru, 4 diantaranya melakukan perpanjangan jangka beasiswa. Jangka waktunya ada yang 6 bulan, ada yang 1 tahun. Untuk bidang ilmu, mereka sendiri yang menentukan pilihan.
Mahasiswa asing ini berhak mengikuti kegiatan UKM atau pun BEM. Diantara mereka ada yang mengikuti Mapala yang akan menjelajah ke Merapi. Mereka juga diasramakan bersama mahasiswa Unand lainnya. Di akhir masa pendidikan, mahasiswa harus mempresentasikan karya tulis tentang Indonesia.
Pascaperkuliahan di Unand, diharapkan agar alumni Dharmasiswa bisa menjadi duta Indonesia di luar negeri, yang akan membawa nama baik Indonesia ke mata dunia. Selain itu mereka juga membantu KBRI di negaranya.
Irawati, Internasional Officer Unand, menaruh kesan terhadap mahasiswa asing tersebut. Pascagempa 30 September 2009, alumni Dharmasiswa ada yang bertanya kepadanya apakah ada yang dapat mereka bantu untuk Sumatra Barat dan Unand khususnya. “Saya terharu mendengarnya. Sepertinya mereka sudah nyaman di Unand dan menganggap kita bagian dari mereka,” ucap Irawati. Tampaknya dengan adanya perbedaan ras, bahasa, budaya dan negara justru meningkatkan pemahaman tentang perbedaan umat manusia dan membangun prinsip solidaritas.
Setiap mahasiswa asing menyimpan nomor handphone Irawati. Jadi mereka bisa menyampaikan pertanyaan, saran, keluhan, dan sebagainya. Harapan Irawati untuk Unand, agar Internasional Officer mempunyai kantor tersendiri agar seluruh data dan kegiatan bisa lebih tepusat dan tidak ‘tercecer’ di Bagian Akademik Rektorat.
Untuk jalur di luar Dharmasiswa, ada lebih dari 140 mahasiswa asing yang berkuliah di Unand. Paling banyak di Fakultas Kedokteran. Pascagempa 30 September 2009, minat mahasiswa asing dari Malaysia khususnya mengalami penurunan. Tapi untuk mahasiswa yang mendapat beasiswa Dharmasiswa justru mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan,” jelas Irawati. (Febby, Icy)
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar